Rara..sebut saja dia dengan panggilan itu, sebenarnya itu bukan nama aslinya
hanya saja dia sering menyebut dirinya sendiri dengan sebutan "Rara"
pagi ini Rara lalui pagi tak seperti biasanya karena pagi ini dia berada di rumah teman seperjuanganya dari kampung halaman, teman yang di kenal 5 tahun lalu yang kemudian menjadi dekat dang sekarang bak sepasang kembar siam (agak maksa)..
pagi ini dia selalu mentap langit-langit kamar dengan pandangan kosong, sambil mengerutu atas "ortunya"
...."sebenere, aku iki nak'e opo dudu to?kok aku ura pernah diperhatikan"...gerutunya..
si paijem ..sebut saja begitu, rara sering memanggila begitu karena itu panggilan sayang mereka...
sontak si paijem kaget.."kesambet bocah iki, ngomong opo koe cak?"...
dengan muka yang penasaran dan penuhh tanda tanya mengahrap si temanya menjawab dan menjelaskan atas apa yang dirasakanya....
tapi harapan hampa si Rara hanya terdiam dengan raut muka yang melipat-lipat (lebih bagusan kertas lipat)
....."hooeeyy,ngopo kon cak?ngomongo jeh" kata si paijem dengan nada dan volume di tinggi kan (agak ngoto sie)
"opo kudu aku kie terkapar tak berdaya sek koyok wingi, nganti arep mati lagi MEREKA peduli ro ku" ujar rara.
teryata rara sedang dongkol dengan ortunya yang selama ini dia anggap tak pernah memperhatikkannya,,,,mungkin bisa dikatakan seperti itu karena pengalaman kemaren waktu dia sakit ortunya malah biasa saja (tanpa ekspresi bisa di bilang sperti itu) sebelum si anaknya naik pitam..
si paijem tak bisa berbuat banyak miris memang melihat kondisi temanya yang jauh dari orang tua dengan kondisi yang dia di vonis sakit yang itu tidak main-main..
dan orang tuannya pun tak bergeming
satu hal yang kadang di sayangkan si paijem atas rara dia tidak mau jujur dulu dengan sakit yang dideritanya....
to be continue...........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar